Sejarah Singkat Mama Bojong Garut

KH. Muhammad Adzro'i, yang dikenal sebagai Mama Bojong, adalah seorang ulama terkemuka dari Garut yang berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.


Silsilah Keluarga 


Beliau lahir sekitar tahun 1845 M sebagai putra dari KH. Abdul Wahab. Garis keturunannya adalah sebagai berikut:


KH. Muhammad Adzro'i bin KH. Abdul Wahab bin KH. Muhammad Arif bin Syekh Nuryayi bin Raden Puspadirana 


Nasab Raden Puspadirana ini masih tersambung kepada Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati Cirebon), menunjukkan bahwa KH. Adzro'i memiliki hubungan darah dengan salah satu Wali Songo yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa. 


Pendidikan dan Guru 


Dalam perjalanan menuntut ilmunya, KH. Adzro'i berguru kepada beberapa ulama besar, di antaranya:


Syekh Nawawi Al-Bantani, seorang ulama asal Banten yang dikenal luas di dunia Islam. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti mazhab Syafi'i pada masanya. Syekh Ibrahim Al-Bajuri, ulama terkemuka dalam bidang fikih dan tauhid. 


Selain itu, pada usia 60 tahun, KH. Adzro'i juga berguru kepada Syekh Ahmad Khatib Sambas dan kemudian menjadi mursyid Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah. 


Peran dan Pengaruh 


KH. Adzro'i dikenal sebagai ulama sentral pada pertengahan abad ke-19. Beliau mengasuh Pesantren Bojong yang berlokasi di Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan Islam dan melahirkan banyak ulama besar di Garut dan sekitarnya. 


Beliau juga dikenal memiliki karomah dan dianggap sebagai wali oleh masyarakat setempat. Hal ini menambah wibawa dan pengaruhnya dalam menyebarkan ajaran Islam. 


Keluarga dan Keturunan 


KH. Adzro'i menikah dengan Ambu Ijoh Khodijah, putri sulung dari KH. Hasan Basori Kiarakoneng, Garut, yang juga kakak dari Syekh Muhammad atau dikenal dengan nama Syekh Jabal Qubais. Dari pernikahan ini, beliau dikaruniai beberapa anak, di antaranya:


KH. Umar Bashri, yang kemudian melanjutkan perjuangan dakwah ayahnya. Nyimas Unang Maemunah. 


Keturunan beliau terus melanjutkan tradisi keilmuan dan dakwah, menjadikan keluarga ini sebagai salah satu pilar penting dalam penyebaran Islam di Garut. 


Wafat 


KH. Muhammad Adzro'i wafat pada usia 73 tahun pada tahun 1918 M. Beliau dimakamkan di Kompleks Pemakaman Bojong, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Makamnya hingga kini sering diziarahi oleh masyarakat yang ingin menghormati jasa-jasanya dalam penyebaran Islam. 


Semoga informasi ini memberikan gambaran yang jelas tentang sejarah dan silsilah KH. Muhammad Adzro'i, serta menginspirasi kita untuk meneladani perjuangan dan dedikasi beliau dalam menegakkan ajaran Islam.



0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama