Kebahagiaan Saat Berbuka

Orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan, yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Rabb-nya.

Sering kali, kebahagiaan berbuka dijelaskan sebagai rasa gembira karena bisa kembali menikmati makanan dan minuman setelah menahan diri sepanjang hari. Meski penjelasan ini kurang mendalam, ia tetap relevan, karena memang kita selalu merasa senang ketika mendengar adzan Maghrib.

Namun, kebahagiaan tersebut lebih berfokus pada kenikmatan fisik dan materi. Padahal, ada kebahagiaan yang lebih hakiki, yaitu kebahagiaan jiwa.

Menurut Imam Izzuddin Ibn Abdissalam dalam Maqoshidus Shoum, kebahagiaan berbuka sejatinya terletak pada selesainya ibadah puasa. Menyelesaikan puasa berarti telah menyelesaikan sebuah bentuk ketaatan, dan kegembiraan atas ketaatan adalah bagian dari keimanan (syu'abul iman).

الفرح بالطاعة من الإيمان

Lebih dari itu, kita perlu menyadari bahwa kemampuan menjalankan puasa bukan semata-mata karena usaha manusia, melainkan karena taufik dan karunia Allah SWT. Tanpa-Nya, manusia tidak memiliki daya dan kekuatan.

لا حول ولا قوة إلا بالله

Kedua perspektif ini memberikan pemahaman yang berbeda. Kebahagiaan karena kembali makan dan minum adalah kebahagiaan nafs thobi'iyyah, yaitu naluri yang menikmati kelezatan materi. Naluri ini tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga binatang, karena mereka pun memilih makanan sesuai keinginannya.

Sementara itu, kebahagiaan karena menyadari anugerah dan keutamaan Allah SWT berkaitan dengan nafs natiqoh (jiwa), yang mampu mengenal Allah dan keagungan-Nya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Kesenangan fisik dan materi bersifat sementara, karena akan hilang seiring berlalunya waktu. Sebaliknya, kebahagiaan ruhani lebih bertahan lama di dalam hati dan bahkan dapat menjadi sumber kebahagiaan fisik.

Barang siapa bergembira karena sesuatu yang fana, kegembiraannya pun akan sirna. Sebaliknya, barang siapa bergembira dengan sesuatu yang abadi, kegembiraannya akan tetap bertahan.

من فرح بالفاني فنى فرحه
من فرح بالباقي دام فرحه

Dari kedua pemahaman ini, kita dapat menggabungkannya dalam satu momen berbuka. Di satu sisi, kita menikmati makanan dan minuman, namun di sisi lain, kita juga merasakan kebahagiaan karena telah menyelesaikan ibadah puasa, yang merupakan karunia dari Allah SWT.

Wallahu a'lam.

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama