*Tahap Ke-1*
Untukmu, Pendamping Setia
Wahai cintaku, cahaya jiwaku,
di sisimu telah kutemukan rindu,
kau yang menemaniku dalam suka dan lara,
kau yang setia meski waktu berlalu senja.
Tak ada yang mampu menggantikanmu,
kau adalah awal dari setiap langkahku,
tapi izinkan aku berkata jujur,
tentang hati yang ingin berlapang jiwur.
Bukan karena cintaku pudar,
bukan karena kau tak lagi mekar,
tapi karena hati ingin berbagi,
bukan mengurangi, justru menambah arti.
Kau tetap permata dalam hidupku,
tak akan ada yang menyaingi sinarmu,
aku hanya berharap kau memahami,
ini bukan akhir, tapi babak baru dalam ridha Ilahi.
Mari kita lalui ini bersama,
dengan doa dan cinta yang sama,
agar langkah ini tak menjadi luka,
melainkan jalan menuju surga-Nya.
*Tahap Ke-2*
Untuk Calon Istri Muda
Di pelupuk doa, namamu kusemat,
bukan sekadar angan yang terlewat,
kau hadir bagai gerimis lembut,
menyejukkan jiwa yang sempat hanyut.
Bukan tentang usia yang bicara,
tapi hati yang tunduk bersama,
membangun rumah dari ridha,
bernaung dalam cahaya cinta-Nya.
Kelak, jika takdir merajut kisah,
kau bukan sekadar pelengkap singgah,
tapi bintang yang kupilih bersinar,
menyuluh jalan hingga ke akhir.
Mari, kita rengkuh berkah-Nya,
dalam janji suci penuh makna,
bukan sekadar cinta dunia,
tapi jalan menuju surga-Nya.
*Tahap ke-3*
Pesan dari Istri Tua untuk Calon Istri Muda
Wahai perempuan yang kini dipilih,
kusambut hadirmu tanpa rasa pedih.
Bukan karena cinta ini rapuh,
tapi karena takdir adalah amanah.
Datanglah dengan hati yang teduh,
bawalah kasih, jangan merengkuh keluh.
Bersama, kita jaga dia dalam doa,
bukan bersaing, tapi saling menjaga.
Aku telah lama di sisinya,
mengukir suka, merajut duka.
Kini kau hadir, bukan pengganti,
tapi teman dalam bakti suci.
Mari berbagi, bukan saling menguji,
mari mencinta, tanpa iri di hati.
Karena surga tak hanya milikku,
tapi juga bisa menjadi milikmu.
Posting Komentar