Rahasia Puasa dalam Pandangan Ulama
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Pendahuluan
Puasa Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi memiliki hikmah dan rahasia yang mendalam. Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah, khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), banyak mengkaji rahasia puasa berdasarkan kitab-kitab klasik (kutub at-turats). Dalam kesempatan ini, kita akan membahas tiga rahasia utama puasa: sirrun ibadah (rahasia ibadah), tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), dan maqamatul 'ubudiyyah (tingkatan penghambaan).
1. Sirrun Ibadah (Rahasia Puasa sebagai Ibadah)
Puasa merupakan ibadah yang unik karena dilakukan secara tersembunyi. Tidak ada yang mengetahui apakah seseorang benar-benar berpuasa kecuali dirinya sendiri dan Allah. Hal ini menjadikan puasa sebagai ibadah yang sangat murni dan jauh dari sifat riya’ (pamer).
Dalil:
Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya ia adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya." (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa puasa memiliki keistimewaan karena tidak bisa dicampuri riya’. Orang bisa terlihat salat atau bersedekah, tetapi puasa hanya Allah yang tahu hakikatnya.
2. Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)
Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu. Dengan menahan diri, seseorang belajar mengalahkan syahwat dan menundukkan ego.
Dalil:
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Dalam kitab Lubab al-Ihya’ karya Imam Zainuddin al-Malibari, dijelaskan bahwa puasa adalah madrasah bagi jiwa untuk mencapai derajat ketakwaan. Ketika seseorang berpuasa dengan benar, maka hati menjadi bersih dan ruhani semakin kuat.
3. Maqamatul ‘Ubudiyyah (Tingkatan Penghambaan kepada Allah)
Puasa mendidik seorang mukmin untuk mencapai tingkatan penghambaan yang lebih tinggi. Dalam kitab Hikam karya Ibn ‘Athaillah as-Sakandari disebutkan bahwa salah satu tanda kemurnian ibadah adalah ketika seseorang merasa cukup hanya dengan Allah.
Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
"Puasa adalah perisai." (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam kitab Fathul Mu'in karya Syekh Zainuddin al-Malibari dijelaskan bahwa puasa melatih seorang mukmin untuk bersabar, menjadikan hatinya lebih dekat dengan Allah, dan membangun ketergantungan total kepada-Nya.
Kesimpulan
Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi memiliki rahasia dan hikmah yang luar biasa:
- Sirrun ibadah – Puasa sebagai ibadah yang tersembunyi dan penuh keikhlasan.
- Tazkiyatun nafs – Puasa sebagai sarana penyucian jiwa dan pengendalian nafsu.
- Maqamatul ‘ubudiyyah – Puasa sebagai jalan menuju tingkat penghambaan yang lebih tinggi.
Semoga kita semua bisa menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan mendapatkan hikmah serta keberkahan dari Allah SWT.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Posting Komentar